Senin, 13 November 2017

Keberadaan Dayah Di Aceh

Keberadaan Dayah Di Aceh- Antara Dayah dan Penegembangan Dalam Dunia Islam Di Aceh- Dalam Pengembangan terhadap kemajuan pendidikan dan Islam di Aceh Dayah sudah menjadi modal besar terhadap kemajuannya.

Sejak dahulu sampai sekarang Dayah sudah menjadi Pusat pendidikan Islam Masyarakat Aceh. dari sejak dahulu sampai sekarang keberadaan dayah di Aceh sudah mengahasilkan sejumlah ulama dan tokoh yang berpengaruh dari waktu ke waktu. Selain melahirkan para alim ulama dayah juga sukses mengintegrasikan peserta didiknya dipendidikan umum jadi sangat banyak juga politikus dan negarawan yang lahir dari kalangan Dayah.

Dayah adalah Lembaga Pendidikan Islam tertua dalam sejarah Aceh, Pusat pendidikan yang terfokus pada pendidikan agama ini sebenarnya ada di setiap daerah cuma namanya yang berbeda-beda, seperti halnya di Jawa dikenal dengan nama Pasantren, di Malaysia disebut Pondok, di Sumatra Barat disebut Surau.

Kata Dayah berasal dari bahasa Arab “zawiyah” yang berarti Pojok atau sudut, masyarakat Aceh meyakini pertama kali digunakan kata ini untuk sudut Masjid Madinah ketika Nabi Muhammad mengajar para sahabat pada awal kejayaan Islam.

Dayah yang penulis maksud disini adalah tempat tinggal tetap yang digunakan untuk membahas, mempelajari, dalil-dalil aqliyah,  naqliyah dan yang berkaitan dengan agama Islam.

Pada 225 H (840 M) Sejak Islam masuk ke Aceh, pengajaran dan pendidikan Islam mulai lahir dan berkembang sangat pesat, lebih-lebih setelah berdirinya kerajaan islam Pasee, karena pada masa itu mulai banyak ulama yang mendirikan Dayah, kemudian di masa Sultan Iskandar Muda memerintah Kerajaan Aceh Darussalam di abad ke 17, Aceh telah menjadi Serambi Mekkah. Kemudian pada (1511 M) Ketika Malaka ditaklukkan Portugis para ulama banyak yang  meninggalkan Malaka menuju Aceh, sesampai di Aceh para ulama ini banyak yang menyiarkan agama dan bahkan ada yang mendirikan Dayah. Di masa Sultan Iskandar Muda inilah Dayah mencapai puncak keemasan dan kejayaannya.